Gn. Bukit Raya

 

Dipulau Kalimantan sebenarnya puncak gunung tertingginya adalah gunung Kinabalu, akan tetapi gunung tersebut berada dibawah kedaulatan negara jiran Malaysia sehingga tidak bisa dimasukan kedalam kelompok “The Seven Summits of Indonesia”. Oleh karena itu maka puncak gunung tertingginya dipengang oleh Gunung Bukit Raya dengan ketinggian 2.278 m dari permukaan laut, gunung ini berada di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah pada posisi 112º 07′ – 112º 56′ BT dan 00º 24′ – 00º 59′ LS. Gunung ini bukan gunung berapi, dan berada dibawah pengawasan Taman Nasional Bukit Baka – Bukit Raya. Rute normal pendakian gunung ini berawal dari Desa Rantau Malam, akses ke desa ini bisa dilakukan dari Pontianak.

Fakta tentang Gunung Bukit Raya

Beberapa fakta tentang Gunung Bukit Raya sebagai berikut.

  • Gunung yang merupakan puncak tertinggi di pulau Kalimantan untuk wilayah Indonesia.
  • Berada di perbatasan dua provinsi yaitu Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
  • Gunung yang letaknya sangat terpencil sehingga membutuhkan perjalanan beberapa hari untuk sampai di titik awal pendakiannya.
  • Letaknya yang terpencil membuat biaya untuk mendaki gunung ini menjadi mahal dan dalam jajaran konsep tujuh puncak Indonesia gunung ini menduduki urutan kedua sebagai gunung yang mahal biaya pendakiannya setelah Carstenzs di Papua.
  • Gunung Bukit Raya bukan gunung berapi, akan tetapi merupakan bagian dari sebuah rangkaian pegunungan.
  • Termasuk pada jajaran pegunungan Muller Schwaner.
  • Merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan no. 281/Kpts-II/1992 dengan luas 181.090 hektar.

Jalur Pendakian

Gunung Bukit Raya memang merupakan gunung yang tidak terlalu Favorit di Indonesia, jarang sekali dikunjungi oleh para pendaki, sehingga informasi detail mengenai jalur pendakian nya sangat jarang ditemui. Selain itu kondisi jalan setapak juga tidak terlalu baik sehingga guide mutlak diperlukan.

Etape Rantau Malam – Korong HP
Desa Rantau Malam berada di ketinggian 124 mdpl, penduduk desa ini mayoritas suku Dayak Ot Danum, yang mayoritas mata pencahariannya adalah berladang. Agama mayoritas di Rantau Malam adalah Katholik. Dari desa Rantau Malam menuju titik awal mendaki yaitu tempat yang disebut Korong HP, untuk mencapai tempat ini bisa ditempuh berjalan kaki menyusuri jalan tanah bekas peninggalan perusahaan logging. Namun jika cuaca panas bisa menggunakan ojek, bila hujan tidak ada satu ojekpun yang bisa melewati jalan yang penuh dengan turunan dan tanjakan tajam nyaris vertikal tersebut. Bila ditempuh dengan jalan kaki dari Rantau Malam hingga Korong HP membutuhkan waktu tempuh dua hingga tiga jam. Sedangkan jika menggunakan ojek motor hanya 20 menit saja.

Etape Korong HP – Ulu Menyanoi
Korong HP adalah tempat awal mulai mendaki di jalan setapak, tempat ini dinamakan Korong HP karena di lokasi ini bisa ditangkap sinyal telepon seluler. Sedangkan di desa Rantau Malam tidak ada sinyal sama sekali, tempat ini berada di ketinggian 434 mdpl. Jalan setapak berada di sisi kanan jalan dari arah Rantau Malam jalannya kecil dan tidak terlalu menanjak. Cukup rimbun oleh semak dan kondisi hutannya segera menjadi rapat begitu melewati pintu hutan pohon-pohon besar yang tumbang sering dijumpai. Saat sampai di perbatasan kawasn TNBBBR terdapat sumber air disebelah kri jalan namun agak sedikit berjarak turun kebawah, di koordinat S 0° 32’.840” E 112° 36’ 045”. Di ketinggian 569 mdpl. Setelah kurang lebih dua jam lima belas menit berjalan akan sampai di pos Hulu Menyanoi, berjarak 4.5 km dari Korong HP.

Etape Hulu Menyanoi – Sungai Mangan

Mendekati pos Hulu Menyanoi dari arah Korong HP kondisi jalur setapak menurun dan sampai pada sebidang tanah datar persis dipinggir sungai bisa menampung 2 tenda hanya permukaan tanahnya tidak begitu datar. Pos ini berada di ketinggian 654 mdpl Melewati pos ini setelah menyeberangi sungai kecilnya jalan setapak kembali menanjak dan turun dan terkadang agak datar. Setelah menyeberangi dua sungai kecil kemudian kita akan sampai di pos Sungai Mangan yang berjarak kurang lebih 2.3 km dengan waktu tempuh 1 jam dari pos Hulu Menyanoi.

Etape Sungai Mangan – Hulu Rabang
Pos Sungai Mangan berada di kiri jalan setapak, pos ini berupa areal terbuka yang bisa menampung 4 tenda namun kondisinya tidak sepenuhnya datar. Agak kebawah dari lokasi ini terdapat sebuah sungai kecil yang airnya berwarna gelap seperti teh sebagai akibat dari pengaruh akar-akar pohon dan daun-daun yang rontok memenuhi pinggiran sungai ini. Pos ini berada di ketinggian 668 mdpl. Jalur pendakian berlanjut dengan menyeberangi sungai Mangan dan kemudian menanjak terus dan turun bukit beberapa kali. Kondisi hutan tidak berubah tetap rapat sehingga menghalangi pemandangan kearah manapun. Jalan setapaknya pun terkadang hilang tertutup pohon-pohon tumbang dan dedaunan yang jatuh. Pos berikutnya adalah Hulu Rabang berjarak 7.6 km dengan waktu tempuh 3 jam.

Etape Hulu Rabang – Hulu Jeludung.
Setelah melewati sebuah tanjakan kemudian jalan setapak menurun curam ke sebuah lembah dan menyeberangi sebuah sungai yang lebih besar dari sungai-sungai sebelumnya,. Sungai ini mempunyai lebar kurang lebih 3 meter airnya sangat bening,  bernama Hulu Rabang berada di ketinggian 706 mdpl. Pos ini cock sekali untuk tempat bermalam. Bisa menampung 4 sampai 5 tenda dan persis berada dipinggir sungai. Iklim di pos ini sudah agak sejuk jika dibandingkan dengan pos-pos sebelumnya yang cukup gerah meskipun dimalam hari. Jalur pendakian menanjak cukup curam selepas pos Hulu Rabang, kondisi ini terus hingga mencapai puncak punggungan tersebut kemudian bervariasi antara tanjakan curam dan landai. Perlu ketelitian dalam mengikuti jalur pendakian karena terkadang jalurnya hilang tertutup tebalnya daun-daun yang berjatuhan. Pos berikutnya yaitu Hulu Jeludung berjarak 2.6 km dari pos  Hulu Rabang dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam 15 menit.

Etape Hulu Jelundung – Linang

Pos Hulu Jelundung hanya berupa sebuah tanah miring yang terletak persis di tengah jalur pendakian, dengan luas cukup untuk dua tenda namun kondisinya sangat miring. Disini terdapat sungai kecil yang merupakan salah satu hulu dari sungai Jelundung, berada pada ketinggian 1.300 mdpl. Jalan setapak terus menanjak curam dari sini kemudian melandai saat mendekati pos berikutnya yaitu pos Linang yang berjarak 3.5 km dari pos Hulu Jelundung dan waktu tempuhnya kurang lebih dua jam tiga puluh menit.

Etape Linang – Soa Badak
Pos Linang merupakan tanah terbuka ditumbuhi rumput dan tidak begitu lebah hanya bisa satu tenda saja atau dua tenda ukuran 2 orang. Terdapat sumber air di sebelah kiri dari pos ini tapi agak jauh turun kebawah. Dilihat dari jalur setapak setelah pos ini menjelaskan bahwa pos ini sebagai pos pemberhentian sementara karena selanjutnay jalurnya menanjak tajam. Pos ini berada pada ketinggian 1.381 mdpl, selepas pos ini jalur pendakian menajak curam tanpa bonus dan saat sampai di atas tanjakan akan bertemu dengan pertigaan. Jalur kepuncak adalah yang kekiri. Keadaan hutan masih rapat dan terkadang lembab. Dari Linang ke pos berikutnya yaitu Soa Badak berjarak tidak begitu jauh hanya 1.5 km dengan waktu tempuh kuran glebih 1 jam.

Etape Soa Badak – Soa Tahutung
Pos Soa Badak juga berada ditengah jalan, hanya berupa tanah lebar di tengah jalur, sangat tidak cocok dijadikan tempat mendirikan tenda. Di pos ini tidak ada air. Pos ini berada pada ketinggian 1.527 mdpl. Di pos ini jalurnya jadi bercabang dua., yang pertama jalur membelok kekiri dan lalu menanjak curam terus dengan kondisi hutan rapat. Yang lurus merupakan jalur menuju Pos Soa Tahutung juga merupakan jalur menuju tugu perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan. Pos Soa Tahutung hanya berjarak 5 menit dari Soa Badak setelah melewati dua sungai kecil maka akan sampai di Soa Tahutung.

Etape Soa Tahutung – Puncak Kakam

Soa Tahutung berada di lokasi yang terbuka dan mampu menampung 4 tenda namun tidak begitu datar tapi jauh lebih baik kondisinya dari pada pos Soa Badak. Posisinya juga dekat dengan sungai kecil sebagai sumber air. Tugu perbatasan juga hanya berjarak tiga menit dari posisi Soa Tahutung dan beradoo sudah tua banget gitu a pada ketinggian 1.558 mdpl. Untuk menuju puncak kita harus kembali ke Soa Badak lalu belok kanan dan mendaki terjal. Dari sini jalur pendakian akan terus menanjak curam hingga kemudian sampai di dekat tebing. Jalur pendakian memutari sisi tebing kearah kiri dan terus mendaki curam keatas setelah melewati tanjakan curam jalur pendakian kini berada diatas punggungan yang berhutan lumut tebal. Hati2 melewatinya karena lorong2 lumut tersebut bisa menyesatkan. Jalan setapaknyapun kadang suka tidak jelas. Setelah beberapa kali turun naik pungungan hutan lumut akhirnya sampai dipuncak gunung bukit raya yang bernama puncak kakam atau puncak Rajawali dengan ketinggian 2.278 mdpl, tidak terlalu luas dan tertutup oleh pohon-pohonWah in untuk menyaksikan pemadangan harus memanjat pohon utk bisa mengedarkan pandangan kesegala arah. Di puncak kakam ini terdapat dua pondok pemujaan dan permintaan yang menurut informasi dibangun oleh masyarakat dari kalteng. Tidak jauh dari pondok pemujaan leluhur ini terdapat jalur dari arah kalteng. Di puncak juga bisa ditemukan tumbuhan endemik bukit raya yaitu bunga Rododengron.

Penampang 3D Gunung Bukit Raya

Peta Rute Pendakian
Note: klik menu kanan atas peta untuk mengubah jenis tampilan peta.